Kata orang mahasiswa adalah agen of change kehidupan. Karena mereka muda, idealis dan penuh ide ide segar. Sampai sampai Bung Karno meminta 10 orang pemuda untuk menahlukkan dunia.
Tidak salah memang, anak anak muda memang cerminan calon pemimpin, penentu kebijakan nanti 10 hingga 20 tahun mendatang. Nasib Bangsa berada di tangan mereka. Hingga Ada pepatah mengatakan. Kalau pemudanya cemerlang, maka masa depan negara akan gemilang.

Begitu pula harapanku dengan para pemuda Generasi milenial masa kini. Menanggapi isu sampah plastik di bumi tercinta. Siapa yang paling banyak minum minuman kemasan gelas di mall mall dengan sedotan plastik? Ya para pemuda. Baik yang berseragam sekolah, beratribut mahasiswa sampai para pekerja yang masih muda. Baik minuman murah hingga mahal. Apalagi yang ada tempat nongkrong gratis berjam jam.
Amat jarang sekali para tetua atau manula yang nongkrong dan memiliki hobi demikian. Begitupun di tempat wisata, rekreasi, apalagi pantai yang paling banyak berkunjung tentu para generasi muda, generasi milenial.
Maka bolehlah saya mengatakan bahwa bila banyak sampah plastik menumpuk di muka bumi ini. Generasi muda turut andil sebagai penyebab. Namun jangan khawatir dahulu. Selain generasi milenial yang sering buang sampah sembarangan. Ternyata Ada loh Generasi milenial yang mencontohkan sikap positif berjuang membersihkan dan mendaur ulang sampah plastik.

Sebelum sampai kesana, saya akan mengingatkan sedikit kepada para pembaca blog ini. Apa sih plastik itu? dan seberapa gawatnya bila sampah plastik tidak dikelola.
Kata orang mahasiswa adalah agen of change kehidupan. Karena mereka muda, idealis dan penuh ide ide segar. Sampai sampai Bung Karno meminta 10 orang pemuda untuk menahlukkan dunia.
Tidak salah memang, anak anak muda memang cerminan calon pemimpin, penentu kebijakan nanti 10 hingga 20 tahun mendatang. Nasib Bangsa berada di tangan mereka. Hingga Ada pepatah mengatakan. Kalau pemudanya cemerlang, maka masa depan negara akan gemilang.
Begitu pula harapanku dengan para pemuda Generasi milenial masa kini. Menanggapi isu sampah plastik di bumi tercinta. Siapa yang paling banyak minum minuman kemasan gelas di mall mall dengan sedotan plastik? Ya para pemuda. Baik yang berseragam sekolah, beratribut mahasiswa sampai para pekerja yang masih muda. Baik minuman murah hingga mahal. Apalagi yang ada tempat nongkrong gratis berjam jam.
Amat jarang sekali para tetua atau manula yang nongkrong dan memiliki hobi demikian. Begitupun di tempat wisata, rekreasi, apalagi pantai yang paling banyak berkunjung tentu para generasi muda, generasi milenial.
Maka bolehlah saya mengatakan bahwa bila banyak sampah plastik menumpuk di muka bumi ini. Generasi muda turut andil sebagai penyebab. Namun jangan khawatir dahulu. Selain generasi milenial yang sering buang sampah sembarangan. Ternyata Ada loh Generasi milenial yang mencontohkan sikap positif berjuang membersihkan dan mendaur ulang sampah plastik.
Sebelum sampai kesana, saya akan mengingatkan sedikit kepada para pembaca blog ini. Apa sih plastik itu? dan seberapa gawatnya bila sampah plastik tidak dikelola.
Yes jangan pernah menyalahkan plastik, sebagai sebuah material plastik tidak salah apapun. Malah jasanya amat banyak. Dahulu kala plastik tercipta untuk membereskan masalah manusia akan keterbatasan material yang lain. Plastik memang jauh lebih terjangkau, jauh lebih ringan, jauh lebih murah, dan mudah dibuat aneka ragam.
Keserakahan dan kemalasan manusialah yang membuat plastik menjadi sampah yang membahayakan lingkungan. Mengotori permukaan bumi, butuh waktu ratusan tahun untuk terurai di dalam tanah. Dan membahayakan komunitas dan biota di perairan seperti mahkluk hidup di sungai, danau, dan lautan.
Nah pas banget para millenial dan relawan yang rata rata masih mahasiswa dan millenial ini diajak oleh Komunitas plastik untuk kebaikan mengikuti kegiatan bersih bersih lingkungan di sekitar Waduk Gintung.
Seperti hari itu minggu tanggal 1 Desember saat aku turut serta berkeliling menikmati keindahan Waduk Gintung sekaligus sambil membersihkan dan memungut sampah.
Sepanjang jalan bertemu dengan banyak millenial yang berolahraga/jalan sambil menenteng air minum dalam kemasan, es atau minuman dalam gelas plastik, aneka cemilan bersaus dalam kantung kantung plastik.
Millenial yang sadar lingkungan akan membuang bekas sampahnya ke dalam kotak kotak sampah yang sebenarnya banyak tersedia di pinggir pinggir jalanan sepanjang waduk.
Millenial yang egois akan membuang sampahnya sembarangan. Dia tak kan pernah peduli apa efek dari keputusannya itu. Kalau itu sampah yang bernilai ekonomis, beruntung bakal dipungut oleh para pemulung. Tapi sampah yang tidak dipungut itu nantinya akan mencemari lingkungan.
Alhamdulillah sempat mengikuti kegiatannya komunitas plastik untuk kebaikan. untuk kamu ketahui bersama Komunitas ini melakukan gebrakan yang sangat cerdas dalam membantu mengurangi dampak buruk sampah plastik.
Ide mereka untuk membersihkan sampah dengan cara tracking di beberapa lokasi keramaian sekaligus menempatkan mobil sembako untuk sarana penukaran sampah yang masih bernilai ekonomis, patut diacungi jempol.
Bagaimana tidak. Sampah botol plastik bekas air mineral ataupun gelas bekas minuman. Bisa ditukar dengan berbagai sembako yang tersedia. Uniknya lagi sampah sampah tersebut dihargai dengan harga yang cukup menggiurkan.
Sebut saja botol plastik 1 kg dihargai 4000 rupiah. Nah harga ini bisa dipakai untuk membeli telur 1/4 kg, beras 1 liter, atau gula pasir, terigu atau pun minyak sayur.
Padahal harga asli bahan pokok tersebut semua diatas 4000 rupiah loh. Beras seharga 12000 begitupun minyak, telur dll.
Kegiatan ini menyasar para ibu rumah tangga dan warga disekitar lokasi mobil sembako ini mangkal. Dengan harapan nantinya para ibu rumah tangga/warga masyarakat terbiasa memilah dahulu sampahnya. Syukur syukur mereka terbiasa untuk tidak membuang sampah sembarangan. Mampu mengedukasi anggota keluarga. Dan kegiatan ini juga bermanfaat membantu perekonomian keluarga.
Ibu Kartini misalnya. Saat acara kemarin mampu menukarkan hingga 12 kg sampah botol plastik bernilai ekonomis. Botol botol tersebut ibu Kartini kumpulkan dari sekitar warungnya di area waduk Gintung.
So sebagai sesama millenial, Saya menghimbau kepada millenial lainnya. Untuk tidak menjadi beban bagi bumi tempat tinggal kita. Apalagi kita masih muda, masih mampu mengingat, masih kuat berjalan, masih bisa berubah menjadi lebih baik lagi. Menjadi contoh yang baik bagi generasi selanjutnya. Diet plastik sekaligus tidak membuang sampah sembarangan cukup jadi awalan untuk mengurangi beban sampah di bumi.
Yes sampahmu tanggungjawabmu. Yuk kita lakukan hal kecil ini mulai dari diri sendiri dan mulai dari sekarang
Saya jadi tahu sudah ada beberapa komunitas positif seperti ini, semoga disusul daerah lainnya… sehingga limbah plastik yang menjadi momok berubah menjadi sumber pendapatan.
Sampah plastik yang nggak dikelola dengan baik bisa berbahaya untuk lingkungan. Suka sekali dengan adek2 mahasiswa yang mau berpartisipasi menyadarkan masyarakat atas pentingnya mengurangi & mengelola Sampah plastik. Semoga semakin banyak yang sadar dan tercerahkan.
Zaman no memang semakin banya sampah plastik ya, Mbak Fika. Soalnya memang makanan dan minuman yang dijual, menggunakan plastik. Sampah plastik kan sangat susah terurai. Makanya sangat bagus gerakan atau kegiatan seperti ini, Mbak. Soalnya selain lingkungan terjaga, sampah plastik bisa diolah kembali.
Sampah plastik memang menjadi bahaya dan perhatian akhir2 ini ya mba, kayagininih yang perlu diserukan biar aware bukan cuma untuk jangan buang plastik sembarangan namun sudah dipilah
Sampah plastik makin ke sini memang makin ngeri lho. Sampai berserakan karena kemasan apa-apa pakai plastik.
Salut sama generasi milenial yang turut membersihkan sampah-sampah plastik dan membuat kayak semacam bank sampah.
Di desa saya tadinya ada kayak bank sampah, tapi makin ke sini redup karena tidak adanya dukungan dari warga.
Semoga saja pemuda sekarang masih sama seperti yang diwacanakan Sukarno pada zaman itu.
Salut dengan para generasi milenial yang mau peduli dengan lingkungan begini. Dengan begitu bumi kita akan bersih dari sampah plastik. Harapan. Aamiin.
Mungkin ke depannya komunitas juga mengedukasi masyarakat utk mengolah sampah plastik jadi sesuatu yg bermanfaat seperti diajarkan bikin ecobrick yg nnti bisa dibuat meja atau kursi gitu. Menarik bgt sih ngikutin kegiatan komunitas pecinta lingkungan kayak gini.
Setuju, sampahmu tanggung jawabku. Generasi milenial memang agent of change, yang sanggup membawa perubahan, bisa menjadi lebih baik atau sebaliknya. Supaya negara kita sanggup bersaing dengan negara lain, yuk para generasi muda saling menginspirasi, dimulai dari hal yang kecil, seperti penanganan limbah sampah menjadi barang berdaya guna serta mempunyai nilai jual tinggi.
Wahh memang harus dimulai dari diri sendiri dulu yak.. kudu banyak berkaca dulu deh yaa
Liat kegiatan mbak ini, aku jdi makin rindu sama dunia kampus. Saat jd mahasiswa. Cukup bnyak kegiatan sosial yg kta lakuin. Antusias skli. Hiks.. Sukses ya mbak.. Jgn prnah berhenti berbuat baik.
Setuju bangwt. Generasi muda itu memang penfubah kehidupan. Soal sampah, duh … ini tugas berat deh. Nggak semua anak muda pun terbiasa buang sampah pada tempatnya. Beberapa juga masih suka melakukan vandalisme. Tapi setuju kalo kebiasaan baik perlu dimulai dari diri sendiri. Lalu ajarkan ke anak-anak kita nantinya.
Aku sih berharap komunitas seperti ini ada di seluruh daerah hingga ke pelosok. Jd sampah plastik bisa termanfaatkan. Ayo adik2 mahasiswa, semangat dan ilmunya perlu ditularkan ke seluruh kalangan.
Dan saya pribadi akan turut membantu dengan berusaha mengurangi sampah plastik juga, walau mgkin butuh waktu utk berproses.
Aku pernah ikutan aksi pengut sampah gini mbak
aku dapet 12 kilo dan dapet hadiah wakakak
Eh mbak, ibu-ibu yang pake kerudung pink baju garis-garis, kalo dilihat dari samping kayak fanny bauty ya ^^ hehe