Yeaay selamat bertemu kembali. Masih di seputar GWRF Gramedia Writer and Reader Forum 2019. yup hari kedua ini tema yang kuambil. Semuanya adalah tema yang paling kuminati. Travelling, komik dan menonton film di bioskop.

Aku suka sekali travelling. setidaknya minimal setahun 2-3 kali tujuan domestik. Kalau ke luar negeri ya baru satu kali. hahah maklum aku kan ibu rumah tangga, jadi terkendala dana sih. Tapi insyaallah akhir tahun ini aku akan travelling kembali setelah di awal tahun sempat mengunjungi Malang, Palembang dan Banyuwangi. InsyaAllah tahun depan aku akan keluar negeri untuk kedua kalinya.

Sebenarnya cukup lumayan ya intensitas bepergian ibu rumah tangga seperti ku ini. sayangnya aku tuh belum pernah menuliskan cerita perjalananku. ih sayang banget ye kan. Padahal ya narasumber di talkshow pagi ini ketiganya adalah master dalam cerita travelling.

Kalau kuingat ingat. Pulau sumatera yang belum kukunjungi cuma Aceh, Pulau jawa sudah semua. Sulawesi baru makassar, Bali Dan NTB baru Denpasar dan Lombok plus Gili Trawangan.

Sayangnya itu semua cuma berakhir dalam bentuk foto. Mending juga kalau dipajang. Lah ini enggak haahaha ya itu aku masih belum tahu bagaimana sih Cara menceritakan kembali pengalaman travelling dalam bentuk tulisan.

Makanya begitu melihat Talkshow dengan tema ” It’s Not Destination it’s a journey” dengan narasumber yang memang aku tahu mereka ini adalahnya masternya.

Siapa lagi kalau bukan mbak Trinity, Claudia Kaunang dan Mas Hendra Fu. Bahkan aku punya bukunya Claudia Kaunang 3 juta keliling Korea dalam 9 Hari. Sampe itu buku sekarang hilang . Aku belum juga bisa ke Korea hahaha, semoga tahun depan ataupun tahun depannya lagi bisa terkabul ya. aamiin

Nah ketiga masta ini ternyata punya keunikan masing masing. Mas Hendra senang berpetualang ke Negara negara aneh. bahkan baru baru ini dia habis mengunjungi sebuah negara konflik yang kabarnya harusnya tidak bisa dikunjungi. makin aneh dan unik sebuah destinasi mas hendra makin merasa tertantang.

Mbak Claudia sangat telaten mencatat detail setiap kunjungannya. bahkan Mbak Claudia memiliki beberapa jurnal yang darisana lah buku buku travelling lengkap dengan perhitungan budgetnya terlahir.

Lain lagi dengan mbak Trinity yang bahkan sebagian pengalaman travellingnya sudah dijadikan Film ini. Beliau mengatakan travelling itu melibatkan hati dan perasaan. bahkan ia lebih rindu bertravelling daripada pulang kerumah ixixxi. badannya akan terasa sakit dan tidak enak bila dirumah saja.

eh jangan julid dulu. hal ini dikarenakan mbak trinity sudah melakukan travelling sejak kecil, dan sekarang kedua org tua beliau juga sudah berpulang jadi ya bukan karena nggak rindu rumah.

Kelas kedua yang aku pilih untuk diikuti adalah “Find Your caracter style” di kelas ini aku berjumpa Anisah Nisfihani si penulis webtoon Pasutri Gaje yang aku ikuti. juga ada mbak Azizah Assatari seorang gamer yang membuat game asli Indonesia dengan pendekatan legenda.

Uniknya mbak Anisah menjadi penulis webtoon itu secara tidak sengaja. Awalnya ia hanya hobi menggambar dan mempostingnya di laman facebook miliknya. Hingga suatu hari ide cerita bergambar itu ia turutkan lomba, dan ternyata menang. Sekarang mbak Anisah menjadi salah satu penulis beberapa webtoon.

Bentuk gambarnya pun unik dan punya karakter tersendiri. Sehingga di berbagai judul webtoon, peminat webtoonnya akan tahu mana saja yang digambar oleh mbak Anisah.

Proses mengumpulkan cerita pun unik. Banyak yang mengira webtoon pasutri gaje adalah pengalaman mb Anisah pribadi. Tapi rupanya terinspirasi dari kejadian sehari hari yang diceritakan oleh sekelilingnya.

Kalau mbak Azizah Assatari kebalikannya. Membuat games yang berdasarkan legenda para lelembut (hantu) di Indonesia itu tidak sekedar dengan imajinasi saja, tapi juga dengan research yang mendalam. Jadi tidak sembarangannya. Semua tokoh dalam Ghost Parade muncul lewat research/penelitian dulu

Wah kami yang menonton sampai terpukai. Sebenarnya kalau tidak dibatasi waktu, pasti banyak sekali peserta hadir yang ingin bertanya. karena sepertinya banyak generasi milenial sekarang yg tertarik memiliki pekerjaan seperti Anisah dan Azizah Asatattari ini kedepannya.

Kalau aku sih, biarlah cukup jadi penikmat atau pembaca karya karya yang mereka buat.

Satu lagi kegiatan yang aku ikuti di sore hari adalah Review Film Gundala. Seperti yang kita ketahui bersama Gundala adalah salah satu tokoh superhero yang muncul dari ranah Indonesia.

Jadi selain Stan Lee yang telah memunculkan tokoh tokoh avengers penyelamat dunia. Indonesia melalui tangan Hasmi dan beberapa komikus lainnya juga telah menciptakan tokoh tokoh superhero dengan kearifan lokal.

Melalui tangan Bumi Langit, tokoh bernama gundala ini nantinya akan menjadi sebuah film dan merupakan awal dari rangkaian film superhero dari Indonesia lainnya.

Tidak banyak yang dapat kuceritakan. karena memang talent yang hadir saat itu seperti abhimana pemeran gundala, putri ayudya dan danang tidak bisa cerita banyak. Karena khawatir Spoiler.

Tapi mereka menjamin bahwa film ini pantas kita tungguin untuk kita tonton nantinya. Karena selain lahir dari karya sutradara Joko Anwar, pemainnya pun melibatkan banyak sekali aktor/@aktris kenamaan.

So yuk kita sama sama tunggu Film Gundala hadir di layar bioskop kesayangan pada tanggal 29 agustus 2019

Nah sobat hellofika. Sampai disini dulu ya ceritaku tentang kegiatan di GWRF 2019 hari kedua. Insyaallah masih ada keseruan lain lagi di hari ketiga besok. Oke sampai jumpah lagi

Leave a Reply

Your email address will not be published.