Anak anak usia 5 -7 tahun itu tampak begitu lahap menyantap potongan daging daging empuk yang dibakar diatas alat pembakar daging modern. Dagingnya tidak perlu diungkep lama, tidak perlu dipresto terlebih dahulu. Tinggal dipotong potong kecil dalam ukuran sekali makan.

Lalu dibakar sebentar, dibolak balik diatas pinggan pemanggang yang anti lengket. Tidak perlu dicelup dalam bumbu maupun saus. Rasa gurih dan juicy dari sari daging sudah terasa lezat sekali. Beberapa porsi disediakan buat mereka. Sedap, aku yang menonton tayangan tersebut pun sesekali menelan air liur.
Yuph tadi adalah tayangan dari serial The Return Of Superman, yang menayangkan anak anak appa Lee Dong Gook salah satu talent dalam serial reality show para papa/ayah selebritis mengasuh anaknya 48 jam tanpa bantuan sang ibu dan orang lain.
Beruntungnya anak anak tersebut, Lee Si An, Lee So Ah, Lee Seo La namanya. Mereka sudah familiar dengan rasa dan kelembutan super juicy dari daging sapi Korea. Yup warga korea amat bangga dengan daging sapi mereka.
Berbeda sekali dengan di Negeri kita. Menurut data Organisation For Economic Corporation And Development (OECD) yang dirilis pada 2018, konsumsi daging pada masyarakat Indonesia di tahun 2017 baru mencapai 1,8 Kg untuk daging sapi, 7 kg untuk daging ayam dan 0,4 kg untuk daging kambing.
Tentu saja jumlah ini sangat jauh sekali bila dibandingkan dengan negara negara di Asean. Nggak usah jauh jauh deh, dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia saja yang tingkat konsumsi daging sapinya 4,8 Kg, Daging ayam 46kg, dan 1 kg daging kambing. Jauh sekali ya perbedaannya.
Rendahnya tingkat konsumsi daging ini berpengaruh pada rendahnya tingkat asupan protein hewani pada masyarakat Indonesia. Dan wajar saja kalau Negeri kita masih bergulat mengatasi STUNTING dan MalNutrisi.

Aku jadi teringat saat membantu menemani Tante yang mengadakan penelitian gizi. Banyak sekali masyarakat yang hanya bisa makan daging di saat lebaran idul fitri, idul adha dan kondangan. Malah sekarang di pedesaan dan perkampungan daging sapi/daging kambing sudah jarang dihidangkan untuk pesta. Karena masyarakat tidak mampu membeli daging yang dirasakan cukup mahal harganya, sehingga hidangan lebih banyak menggunakan telur ataupun ayam.
Ibadah Qurban Adalah Solusi
Nggak nyangka ya kan, Kisah Nabi Ismail yang sejatinya akan diqurbankan, lalu Allah perintahkan menggantinya dengan menyembelih hewan qurban. Alhamdulillah teryata ibadah satu ini memiliki banyak manfaat.
“Tidak ada amalan anak cucu Adam pada hari raya qurban yang lebih disukai Allah melebihi dari mengucurkan darah (menyembelih hewan qurban), sesungguhnya pada hari kiamat nanti hewan-hewan tersebut akan datang lengkap dengan tanduk-tanduknya, kuku-kukunya, dan bulu- bulunya. Sesungguhnya darahnya akan sampai kepada Allah –sebagai qurban– di manapun hewan itu disembelih sebelum darahnya sampai ke tanah, maka ikhlaskanlah menyembelihnya.” (HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi)
Manfaat berkurban tentu saja dirasakan oleh beragam pihak. Bagi pengkurban sendiri dapat meningkatkan rasa empati, kedermawanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Saling mengasihi dengan berbagi makanan (Daging) dihari raya.
Bagi penerima juga bermanfaat selain mencukupi gizi mereka, kegiatan pemotongan qurban yang seringkali diadakan di halaman masjid membuat terjalinnya silahturrahim antara penerima, petugas panitia qurban dan pengqurban. Selain itu juga menjaga budidaya hewan ternak. Nah berqurban di Dompet Dhuafa dapat meningkatkan perekonomian peternak lokal. Kenapa bisa begitu? begini alasannya.
Tebar Hewan Kurban Ala Dompet Dhuafa
Mungkin sudah banyak yang familiar dengan Lembaga Amil Zakat Dompet Dhuafa ya. Karena DD merupakan salah satu LAZ terbesar di Indonesia yang sudah terkenal dan terbukti empowering zakatnya.
Tidak usah jauh jauh, aku dulunya adalah mahasiswa penerima beasiswa Anugrah dan beasiswa Etos dari Dompet Dhuafa. Alhamdulillah sebagai anak yatim, saat itu merasa terbantu sekali bisa kuliah di Universitas Negeri dan bebas biaya masuk. Inilah pertolongan Allah melalui Dompet Dhuafa.
Nah program empowering Dompet Dhuafa ternyata banyak sekali, salah satunya adalah Tebar Hewan Qurban. Sebagai masyarakat awam yang menilai produk dari Dompet Dhuafa ini. Menurutku THK tidak sekedar solusi berqurban biasa. Tapi banyak sekali kebermanfaatan program ini.
Sentra Ternak Al Ikhwan Desa Cikondang
Kebetulan beberapa hari lalu aku dan beberapa teman teman blogger dan media berkesempatan mengunjungi Sentra Ternak Al Ikhwan Kerjasama Dompet Dhuafa dengan masyarakat Cikondang Cianjur
Walau harus berangkat pagi pagi sekali, dan bermacet macetan ria di sepanjang jalan menuju Cianjur. Aku merasa mendapat pengalaman yang menarik dan tak kan lekang dalam kenangan.
Beruntungnya kami bisa hadir dan melihat langsung kandang ternak dan beberapa Proses QC di Sentra ternak Cikondang ini loh. Tentu saja sebelumnya juga sempat mencicipi hidangan makan Siang yang telah disediakan oleh para ibu di lingkungan Sentra ternak Al Ikhwan Cikondang
Terus terang ini bukan kali pertama aku ke Cianjur. Tapi kalau mengunjungi desa Cikondang tentu saja ini pertama kali. Dari bincang bincang yang diadakan di sebuah balai/saung kahadean.

Diiringi semilir wangi Khas domba dan kambing yang memang kandangnya tidak jauh dari tempat bincang bincang bersama tim THK Dompet Dhuafa. Tidak menyurutkan niat kami untuk berkenalan lebih jauh dan mengulik apa sih program THK atau tebar hewan kurban dompet dhuafa ini?.
Ternyata program Tebar hewan kurban ini sebenarnya sudah dilaksanakan oleh DD sejak tahun 1994. Hingga kini setidaknya sudah 62 mitra usaha ternak yang telah berhasil bekerja sama dengan DD.
Program kampung ternak nusantara (KTN) sebutannya kini tidak hanya memasarkan hewan ternak dari para peternak lokal, tapi juga mengedukasi para peternak sehingga mampu meningkatkan kesehjateraan peternak kecil, membangun jaringan peternakan. Menyelenggarakan bisnis peternakan dan turunannya.
Sehingga peternak lokal mendapat keuntungan, pertumbuhan yang berkesinambungan dan berkah bagi peternak dhuafa. Insyaallah THK setiap tahunnya menjadi program puncak atau panen bagi peternak pemberdayaan, nah dari sinilah mereka dapat menikmati hasil dan kemandirian melalui penyelenggaraan bisnis perternakan yang cukup menguntungkan.
Apalagi tahun ini Dompet Dhuafa menargetkan kurban sebanyak 30.000 ekor dan pendistribusiannya menjangkau 34 Provinsi di Indonesia.
Termasuk juga wilayah yang terdampak bencana seperti Palu, Lombok, Banten, Samarinda dan Konawe. Daerah daerah ini lah yang lebih membutuhkan daging Kurban. Dan melalui program ini, insyaallah daging Kurban Kita tidak mubazir.
Aku teringat pembagian Kurban di wilayahku tinggal. Disini daging Kurban melimpah sekali. Permasalahan di perkotaan memang begitu. Donatur menumpuk di perkotaan, tapi penerima manfaat tidak banyak. Program Tebar Hewan Qurban insyaallah menjadi solusi dari permasalahan tersebut
Dompet Dhuafa juga mendistribusikan hewan qurban ke tujuh negara seperti Timor Leste, Filiphina, Myanmar, Vietnam, Palestina dan Thailand.
Uniknya di Sentra Ternak Al Ikhwan Cikondang ini diawali dengan Pendampingan pertanian terlebih dahulu. Adalah Mas Ayi Rahmat, ketua kelompok ternak Al Ikhwan, dulunya merupakan salah seorang relawan bencana longsor yang menimpa kota Cianjur.
Saat beliau berkolaborasi dengan dompet dhuafa sebagai mitra pendamping. Mas Ayi Rahmat yang berusia 35 tahun ini memotivasi para anggotanya untuk menghasilkan produk pertanian unggul dan bersaing. Sehingga lahirlah beras berkualitas tinggi yang diberi nama “Beras Sae” Beras yang non pestisida ini rasanya pulen dan enak sekali.
Awalnya Mas Ayi Rahmat sempat mengalami kegagalan saat mencoba melebarkan sayap selain pendampingan tani beras, juga membuka ternak DOKA (Domba-Kambing), Namun ternaknya gagal selain karena banyak pencurian hewan ternak. Warga binaan kala itu lebih mementingkan pertanian.

Alhamdulillah di 2016 Mas Ayi Rahmat beserta kelompok sentra ternaknya diberi bantuan lagi oleh Dompet Dhuafa sebanyak 50 Ekor Kambing, Alhamdulillah kali ini terus berkembang hingga sekarang terdapat 300 Ekor Doka. Selain memberikan bantuan bibit. Dompet Dhuafa juga memberikan pendampingan dan edukasi berternak kambing
Termasuk proses Quality Control dalam memilih hewan ternak juga diberlakukan di Sentra Ternak ini. Selain syarat utama seperti cukup umur dan sehat. Kambing kurban di Dompet Dhuafa dipilih minimal beratnya 23 kg. Harus benar benar minimal 23 kg. Sehingga kambing kambing dengan berat 22,9 kg pun tidak ada toleransi lolos QC.
Ini merupakan pembelajaran bagi para peternak, bagaimana dalam sebuah bisnis rules/aturan merupakan hal yang sangat penting untuk diikuti.

Kesehatan dan kebersihan Kambing yang dipelihara di Sentra Ternak Al Ikhwan juga menjadi perhatian yang utama. Bulu kambing dirawat dan diperhatikan, jangan sampai ada banyak kutu yang nantinya merusak kualitas kambing. Kambing kambing disini juga rutin dimandikan, Tidak pakai shower memang, cukup mandi manual di sungai yang mengalir jernih di desa Cikondang. Pakan ternak juga tersedia cukup dan aman. InsyaAllah Kambing Kurban yang disiapkan untuk Program Tebar Hewan Kurban 2019 merupakan kambing berkualitas dan pilihan.
Alhamdulillah melalui penjelasan dan melihat langsung hewan ternak di kandang Cikondang, membuatku merasa mantap bahwa program Tebar Hewan Kurban dari Dompet Dhuafa ini benar benar bagus untuk Kita dukung dan support. Agar kebermanfaatannya dapat dirasakan oleh banyak pihak.
Begini Caranya Berpartisipasi Dalam Tebar Hewan Kurban Dompet Dhuafa
Sudah jelas ya Sobat. Bagaimana dari sebuah ibadah qurban. Banyak banget manfaat yang tersebar luas. Bila semua hewan qurban di Indonesia dibeli hanya melalui peternak Lokal. Alias tidak mengimport dari negara lain. Wow berapa banyak peternak Lokal yang terberdayakan.
Selain itu mencontoh masyarakat Korea yang amat bangga bisa makan daging sapi Korea. Bila kualitas hewan ternak di Indonesia baik, tentu saja tidak akan kalah saing dengan kualitas daging import. Dan aku yakin kita pun akan bangga mengkonsumsi daging dari ternak lokal.
Nah bila banyak keluarga peternak yang berdaya, yakin deh. Anak anak akan mudah mendapatkan akses daging sebagai menu pengisi Makanan mereka sehari Hari. Manfaat dan Gizi pada daging insyaallah bermanfaat dalam tumbuh kembang mereka. Sehingga stunting dan Malnutrisi dapat dihindari.
Oh iya sebagai generasi milenial insyaAllah sudah lebih dari cukup rezeki yang Allah kasih buat kita bisa berpartisipasi dalam program THK ini.
Selain dengan menyisihkan sedikit demi sedikit dari penghasilan bulanan dan ditabung sehingga cukup membeli seekor-dua ekor hewan qurban (kambing). Cara keluarga kami pun bisa ditiru. Setiap mendapat Tunjangan Hari Raya di Idul Fitri. Kami memutuskan memisahkan sebagian dana untuk nantinya membeli hewan qurban. Dengan begini tentu saja terasa lebih ringan.
Kita bisa mendatangi langsung kantor kantor cabang LAZ Dompet Dhuafa. Kita pun juga bisa membeli hewan kurban di DD melalui online. Baik langsung ke website Beli Hewan Kurban Dompet Dhuafa. Bisa juga melalui marketplace. Insyaallah kami akan membeli satu lagi hewan qurban melalui DD, supaya penyaluran dagingnya jadi lebih bermanfaat untuk yang membutuhkan. Hayuk kita berdayakan peternak lokal.
Komsumsi daging di Indonesia sangat kecil. Makan daging pas lebaran sungguh bahagia yang akan membantu perbankan gizi
Sangat bermanfaat ka 😊