Akibat Nila setitik, rusak susu sebelanga. Peribahasa tersebut mestilah sering kita dengar. dan memang benar adanya, karena sesuatu yg sedikit merusak yang banyak.
Sama seperti saat aku mendengar cerita adikku yang anaknya tertular sakit mata saat sekolah. Kala itu ada satu orang anak di kelas yang terkena sakit mata. si anak tidak mau libur, dan tetap bersekolah walaupun sedang sakit. Alhasil keesokan harinya. Beberapa anak pun ikut tertular. Termasuk keponakanku. Ini sekedar contoh kecil. bagaimana kalau penyakit yang ditularkan itu termasuk yang berbahaya?

Nah beginilah yang kupikirkan saat mendengar Prof Cissy memaparkan materi mengenai imunisasi di acara Blogger Kesehatan baru baru ini.
Prof Cissy bercerita bahwa dulu ketika masih kecil, mereka mendapatkan vaksin cacar monyet dari pemerintah. dan di zamanku kami tidak lagi mendapat vaksin jenis ini. karena Cacar monyet sudah dinyatakan hilang/ tidak ada lagi.
Hal ini membuktikan bahwa vaksin/imunisasi sudah berjalan sejak dulu kala. bahkan sejak zaman ayah ibu kita kecil.
Sejarah imunisasi di Indonesia
Indonesia memulai imunisasi sejak tahun 1956. dan mulai tahun 1977 kegiatan imunisasi diperluas menjadi program pengembangan imunisasi (PPI) dalam rangka pencegahan penularan terhadap beberapa penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) yaitu tuberkulosis, difteri, pertusis, campak, polio, tetanus dan hepatitis B.
Kemudian sekarang ini, ditambahkanlah beberapa penyakit yang saat ini menjadi perhatian dunia dan merupakan komitmen global yang wajib diikuti oleh semua negara seperti eradikasi polio, eliminasi campak dan rubela, serta eliminasi tetanus maternal dan neonatal (ETMN)
Pentingkah Imunisasi itu?
Imunisasi merupakan salah satu mekanisme pertahanan tubuh. ada dua jenis imunisasi yakni imunisasi pasif dan imunisasi aktif. imunisasi pasif adalah pemindahan atau transfer antibodi kedalam tubuh.
Sedangkan imunisasi aktif adalah tindakan untuk merangsang pembentukan antibodi dalam tubuh dengan cara memasukkan vaksin yang berisi antigen (kuman/bagian dari kuman yang dilemahkan/dimatikan) yang berfungsi untuk merangsang terbentuknya kekebalan dalam tubuh.
adapun jenis penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi saat ini di Indonesia telah tersedia beberapa vaksin. Yakni Hepatitis B, Tubercolosis, Polio, Difteri, Pertusis, Tetanus, Meningitis, Pneumonia, Kanker Serviks.
Imunisasi ini tidak boleh disepelehkan begitu saja. Lebih lanjut menurut Prof Cissy, Imunisasi juga termasuk faktor faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak. karena bila anak sakit tentu saja akan mengalami kekurangan nutrisi dan terhambatnya tumbuh kembang.
Mengapa Imunisasi diperlukan
Aku yakin tidak ada satupun di dunia ini tercipta tanpa manfaat. pasti ada manfaatnya. termasuk Imunisasi yang memiliki sejarah panjang. Diciptakan melalui rangkaian research dengan profesional dibidangnya. Jadi imunisasi tercipta bukan untuk memperburuk kesehatan manusia malah sebaliknya. Alasan mengapa imunisasi ini sangat penting bagi anak anak kita adalah sebagai berikut :
1. Menghasilkan kekebalan (Imunitas)
Dimana infeksi alamiah akan menimbulkan kekebalan.
Anak perlu sakit terlebih dahulu. sedangkan imunisasi meniru kejadian infeksi alamiah, sehingga anak kebal terhadap suatu penyakit tanpa harus sakit terlebih dahulu
2. Mencegah penyakit yang menyebabkan kematian dan kecacatan.
9 penyakit yang sekarang ada vaksinnya. sangat riskan bila harus mengalami kekebalan karena infeksi alamiah. karena beberapa dari itu merupakan penyakit berbahaya yang dapat mengancam jiwa.
3. Memenuhi kewajiban hak anak
sebagai orang tua tidak boleh egois menentukan masa depan anak. anak berhak tumbuh dan berkembang dengan baik tanpa ada resiko infeksi (sakit) yang dapat menurunkan kualitas hidup anak bahkan mengancam jiwa anak.

Apa dampak bila anak tidak diimunisasi?
Banyak resiko yang nantinya dapat mengancam jiwa dan kualitas hidup anak anak kita di masa depan. Yakni sebagai berikut :
1. Anak tidak mempunyai kekebalan terhadap mikroorganisme ganas (patogen)
2. Anak dapat meninggal atau cacat sebagai akibat menderita penyakit infeksi berat
3. anak akan menularkan penyakit ke anak/dewasa lainnya
4. penyakit tetap berada di lingkungan masyarakat
Tentu saja imunisasi ini diciptakan bukan tanpa tujuan. Tujuan imunisasi adalah eradikasi penyakit yakni mengeliminasi penyakit itu di masyarakat kita. Sudah banyak contoh keberhasilan imunisasi. contohnya afrika telah menghilangkan penyakit cacar di negaranya. Indonesia menghilangkan cacar monyet dan di tahun 2004 mendapat sertifikat bebas polio.
Memang angka Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi itu ada. namun angkanya amat sedikit dibanding anak yang diberikan vaksin. kejadian SAE 1-2 anak per 1 juta dosis vaksin. anak yang mengalami kejang setelah mendapat vaksin biasanya memang memiliki bakat untuk kejang sebelumnya. karena itu tidak perlu khawatir bila anak anak kita tidak memiliki bakat kejang.
Lagipula KIPI ini dipantau dan ditanggulangi oleh Komnas dan Komda PP KiPI secara rutin dan berkala. So sebagai orangtua jangan sampai kita lebih takut terhadap efek samping vaksinasi daripada penyakit penyebabnya ya mom.
Ayo check apa saja imunisasi si kecil yang belum terpenuhi. Segera ke faskes untuk mendapatkan imunisasi.