Sepekan yang lalu aku dan teman teman tak terasa berjalan kaki rata rata sepanjang 12 km per hari. Mengitari salah satu pusat herritage di Negara tetangga. Pesona herritage berupa bangunan tua dari zaman kolonial ini memang mampu memikat hati wisatawan yang bertandang. Sehingga tanpa sadar mau berjalan kaki yang jauh. Termasuk aku dan rombongan.
Sebenarnya Indonesia pun tidak kalah cantik dan menarik warisan herritagenya. Sebut saja Jogjakarta. Siapa sih yang tidak tahu Jogja. Aku yakin hampir setiap orang di Indonesia tahu Kota Jojga. Selain warisan budaya yang kental. Kuliner Jogja yang ngangenin. Wastra nusantaranya berupa aneka batik kawung juga lurik. Bangunan di Jogja yang banyak merupakan warisan leluhur. Sebut saja keraton, stasiun tugu, benteng dan Candi Candi. Karena itu Jogja merupakan paket lengkap destinasi wisata.
Bank Mandiri sebagai salah satu Corporate besar di Indonesia. Melihat Hal ini sebagai peluang. Mengenalkan Indonesia sebagai tujuan pariwisata melalui lomba marathon. Maka terciptalah #MandiriJogjaMarathon2018. Yang sudah terlaksana ke dua kalinya.
Bersama Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Bank Mandiri kembali menggelar Mandiri Jogja Marathon (MJM) 2018. Dengan lintasan lari sekitar lokasi-lokasi tujuan wisata seperti Candi Prambanan Roro Jonggrang, Candi Plaosan, Monumen Taruna, kawasan pertanian serta lingkungan pedesaan dengan berbagai kearifan lokalnya. Ajang yang mempertandingkan kategori full marathon (42,195 km), half marathon (21 km), 10 km dan 5 km ini telah dihelat pada 15 April 2018 di kawasan Candi Prambanan dengan peserta mencapai 7.500 pelari dari dalam dan luar negeri.
Bayangkan saja, lintasan lari yang beda. Lain dari yang lain tentunya menjadi Daya tarik tersendiri dari perhelatan marathon besar hari Minggu lalu. Bukan sekedar melintasi Candi dan area pariwisata saja. Tapi sepanjang lintasan pun disediakan hiburan rakyat. Dimana Pemerintah Provinsi D.I. Yogyakarta dan Bank Mandiri, melibatkan lebih banyak lagi sekolah, sangar, komunitas seni dan kelompok-kelompok lainnya untuk berperan aktif pada Mandiri Jogja Marathon. Sehingga, kesenian dan tradisi lokal Yogyakarta dapat lebih dikenal secara luas, baik oleh pelari, keluarga pelari, maupun pendukung lainnya.
4 Hal Unik yang terdapat di Mandiri Jogja Marathon 2018
1. Lari Dulu Sehat Kemudian
Tentu saja ini sudah sangat jelas sekali. Lari merupakan salah satu olahraga yang paling mudah namun banyak manfaatnya. Selain membakar kalori, dan mengurangi resiko penyakit jantung. Lari juga mampu menghilangkan stress, meningkatkan semangat. Bahkan ada penelitian di Boston Marathon 2013, lari marathon dengan jarak 42.4 km dapat mengurangi resiko penyakit jantung pada pria berusia 35-65 tahun. Lari marathon yang rutin signifikan terhadap angka penurunan indeks massa tubuh, penurunan kolesterol jahat juga trigliserida.
Apalagi untuk lari full 42.2 km dimulai sejak pagi buta, saat udara masih sangat dingin. Bahkan ayampun belum tuntas berkokok. Sebanyak 2000 pelari sudah start sejak pukul 04.45 pagi. Pertanda tubuh yang sehat tentu saja mudah bangun pagi. Stamina terjaga yang dibuktikan dengan maksimal waktu cut off untuk full marathon yakni selama 7 jam saja.

2. Lihat Dulu Happy Kemudian
Ketika melihat sesuatu yang menyenangkan mata, cenderung akan menurunkan perasaan tertekan dan stress. karena itulah lari di Lintasan Destinasi Wisata merupakan hal yang sangat unik. Perpaduan antara lari dan pemandangan disekitar lintasan lari yang berupa warisan heritage dunia seperti Candi plaosan, prambanan dll. Belum lagi aneka tari dan hiburan yang sengaja ditempatkan di beberapa titik lintasan lari. Salah satunya seperti Seni Tari Jathilan yang ditampilkan di KM 6 dan KM 42. Mungkin banyak dari kita yang lebih mengenalnya sebagai kuda lumping atau jaran kepang. Konon ada sebuah kisah sejarah yang tersimpan dalam seni tari ini. Yakni kisah perjuangan Raden Patah dibantu Sunan Kalijaga melawan pemerintah Belanda. Ada pula tari Badui di Km 9 dan Km 26. Dimana tari ini merupakan simbol perlawanan prajurit dalam peperangan. Dan masih banyak lagi titik titik hiburan yang sengaja diselipkan ke dalam lintasan lari.
3. Dapat dulu, Bangga Kemudian
Apalagi kalau bukan Medali. Eh tapi seorang sahabat yang juga suka marathon mengatakan bahwasanya hal yang paling menyenangkan adalah menyelesaikan rute larinya. Mendapat Medali adalah bonusnya. Apalagi kalau medalinya berbentuk seperti ini. Unik sekali bukan. Ada motif batik kawung di permukaannya.
Selain itu keistimewaan motif batik ini juga bisa dilihat di Racepack Mandiri Jogja Marathon 2018 yang mulai dibagikan sejak 12-14 April di hotel Ambarukmo.

4. Santap dulu, Bayar Kemudian
Yup pesta masih berlanjut. Setelah menyelesaikan rute lari di masing masing kategori. 8000 peserta yang terbagi di berbagai kategori. Akan berkumpul bersama di Village Mandiri Jogja Marathon.
Selain pisang lokal yang dibagikan kepada peserta, masih banyak penganan kuliner khas Jogja, Dan Makanan khas Keraton yang disajikan dan dijual di Village. Untuk memudahkan transaksi dan mengurangi cashless. Mandiri menyediakan transaksi mudah dengan e-money. Skema transaksi non tunai ini tentu saja merupakan salah Satu bentuk dukungan Mandiri dalam mensupport program cashless dari Pemerintah. Beli kartu e-moneynya, isi dengan sejumlah nominal, lalu tap. Siap untuk dibelanjakan. Tidak hanya itu banyak promo menarik dari berbagai gerai Makanan untuk nasabah Mandiri Hari itu.
Aha, Bank Mandiri pun sangat serious dengan program Mandiri Jogja Marathon ini, karena Bank Mandiri telah menyalurkan bantuan senilai lebih dari Rp 1 miliar untuk memperbaiki infrastruktur jalan dan sarana umum di wilayah Kabupaten Sleman.
Secara simbolik, penyerahan bantuan tersebut dilakukan oleh Vice President Corporate Communications Bank Mandiri Maristella Tri Haryanti kepada Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman Sapto Winarno di Yogyakarta pada senin 9 April 2018 yang lalu.
Alhamdulillah kehadiran Bank Mandiri dapat memberikan nilai tambah yang positif bagi masyarakat. Melalui bantuan ini, Bank Mandiri berharap aktifitas masyarakat di wilayah sleman dan sekitarnya dapat lebih lancar sehingga perekonomian lokal dapat tumbuh ke arah yang lebih baik dan jadi mandiri.Semoga Mandiri Marathon berikutnya aku bisa ambil bagian sebagai salah satu pelarinya.
Dapat medali itu kayak candu deh bagi pelari marathon. Apalagi lihat medalinya cantik begitu, bikin mupeng
Senang ya kalau punya kekuatan untuk berlari sejauh itu bun Fika,, kalau saya lari kejar Transjakarta saja sdh kewalahan 🙁
Kalau meliput ini.semnagat buat hidup sehat trus kepingin olahraga yang rutin biar sehat dan tubuh bergerak optimal ya mba,,,,
suka dengar jogja mandari marathon, baca artikel diatas jadi mo lari . mudah-mudahan tahun depan bisa ikutan
Objek wisata di yogya bikin orang kagen kembali kesana. Lari dengan udara dingin dan menikmati candi. Sungguh menyenangkan.
Wah seru banget yaa.. semoga bisa ikutan mandiri marathon berikutnya..
Coba diadakan di Bekasi ya… Tapi Jogja dipilih bukan tanpa alasan pastinya ya Bun… Jogja emang menarik untuk disambangi… Mandiri benar benar jeli memilih lokasi maraton ini… Sukses terus lah buat Mandiri
Wah pasti seru nih lari maraton muterin Yogya yang sarat Sejarah. Seperti nostalgia.
Saya suka dengan sesi MJM tahun ini yg terlaksana di Yogyakarta. Ga sekedar mengedepankan tema olahraga tapi juga mengangkat budaya serta sektor wisatanya
Aku terkesan sama kegiatan ini. Harus di contoh sama kota lain kayaknya. Seru juga kan lari sambil belajar budaya
Udah lama juga neh aku ga marathon. Dulu waktu SMP juara 1 lari jarak 5km. Kalau sekarang masih kuat ga ya.
Salute asli beneran salute deh, itu rute jauh amat bun. Pada kuat banget ya larinya. Aku boro boro, lari dari kenyataan baru jago *upss 🙊
Aku juga suka lari tapi bukan lari dari kenyataan ya..hehe. Eh tapi beneran lari itu kalo udah biasa enak lho,apalagi klo sampe menang dan dapat penghargaan. Nah medali dari mandiri marathon itu keren banget,unik desainnya.