Masih banyak kantong kemiskinan di daerah padat penduduk di Jakarta. Fakta mencengangkan ini Saya ketahui dulu, saat mengikuti Talkshow salah satu lembaga amil zakat Nasional. Walau memang Kota Jakarta yang sibuk dan metropolitan tidak serta merta menyembunyikan kisah kisah kaum marginal. Namun fakta tersebut tetap saja bikin kaget.

Belum lagi sebuah foto viral di dunia yang menggambarkan pasien Tuberculosis yang tinggal di pinggiran rel kereta api Jakarta. Menanti ajal menjemput, karena tidak bisa mengakses pengobatan gratis karena tak punya ongkos untuk transportasi berobat sehari hari. Mungkin tidak paham, dan juga tidak punya penghasilan lebih selain untuk makan.

Bukan berarti menyepelekan, namun Saya yakin beberapa yang belum beruntung dalam ekonomi di Republik ini, disebabkan mereka tidak punya skill dan edukasi yang cukup untuk berjuang dan melayakkan kehidupannya. Kebanyakan kaum marginal berasal dari orang orang yang putus sekolah dan rendah pendidikannya.

Testimoni Penerima Manfaat Zakat.

Padahal pendidikan itu salah satu Cara paling cepat untuk memutus rantai kemiskinan. Tidak usah jauh jauh. Saya adalah salah satu dari beberapa orang yang beruntung bisa mengakses pendidikan tinggi melalui program beasiswa. Saya mendapat kesempatan kuliah di Universitas Negeri tanpa biaya masuk. Lalu disambung dengan beasiswa bulanan dari salah Satu lembaga amil zakat Indonesia.

Saya bangga loh mendapat beasiswa tersebut. Karena yang dicari bukan sekedar calon mahasiswa miskin tapi juga berprestasi. Dan setiap mahasiswa yang mendapat beasiswa ini tidak sekedar diberi biaya bulanan lalu selesai. Kami juga mendapat pendampingan. Yang berisi berbagai macam pelatihan yang meningkatkan skill. Seperti communication skill, negotiable skill, dll. Kenangan inilah yang melekat kuat dalam benak Saya.

Program ini sudah berjalan sejak 20 tahun yang lalu, memanfaatkan Dana Zakat. Alumni program ini pun sudah cukup banyak bahkan ada ikatan alumninya. Satu lagi yang unik dari program ini adalah setiap penerima beasiswa juga menjadi relawan di beberapa program empowering zakat. Alhamdulillah sampai sekarang Saya pun masih bergabung sebagai relawan di sebuah Lembaga Amal Zakat. Yang membuat Saya betah menjadi relawan adalah selain sebagai bentuk terima kasih, Saya juga merasa terikat untuk turut mengabdikan setidaknya waktu dan pikiran untuk kegiatan kemanusiaan.

Potensi Pemuda Sebagai Agen Of Change 

“Berikan aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”  Begitulah pesan Bung Karno dahulu. Mengingat betapa Pemuda pemudi adalah aset penting Bangsa. Hal ini juga disampaikan oleh Bapak Bahrul Hayat P.Hd pada acara Lokalatih Tunas Muda Agent Of Change Ekonomi Syariah. 27-29 Maret 2018 di Bogor.

Beberapa narasumber di Event Lokalatih Bogor
Beberapa narasumber di Event Lokalatih Bogor

Bapak Bahrul Hayat terkesan sekali dengan beberapa perubahan di Indonesia digagas oleh para Pemuda. Menurut Pak Bahrul, sebagai manusia Kita nantinya harus memilih. Diubah, bertahan, atau mengubah keadaan.

Nah Generasi milenial para Pemuda harapan Bangsa ini. Sudah seharusnya mempunyai porsi lebih bukan hanya sebagai manusia yang diubah, tapi punya harapan menjadi agent of change.

Apalagi informasi dari bapak Fuad, waktu membuka Acara Lokalatih ini. Indonesia diuntungkan dengan adanya Bonus Demografi, dimana 61 persen dari jumlah penduduk merupakan usia produktif. Karena itu porsi pendidikan para pemuda dan calon pemuda diharapkan mendapat porsi lebih untuk diperhatikan.

Kolaborasi Zakat dan Wakaf

Bangsa Jepang mengejar ketertinggalannya setelah Hiroshima dan Nagasaki di Bom. Adalah dengan memfokuskan pada dunia pendidikan. Setelah dunia pendidikannya maju dan berkembang, berpengaruh ke bagian yang lain.

Beberapa LAZ sudah terdengar gaungnya fokus pada pendidikan gratis dan berkualitas untuk umat. Salah satunya melalui sekolah sekolah unggulan yang dibiayai melalui Zakat.  Program ini juga sudah selayaknya turut didukung dengan pemberdayaan wakaf. Baik bangunan sekolahnya, peralatan dan sarana belajar mengajar.

Sayangnya yang mendapat program ini belum banyak, karena memang masih terbatas Dana Zakat dan wakaf yang bisa didayagunakan. Padahal informasi dari Bapak Muhammadiyah Amin (Dirjen Bimas Islam) Potensi Zakat di Indonesia sendiri bisa mencapai 217 Trilyun pertahun. Sedangkan potensi wakaf bisa lebih besar lagi dari itu. Karena Zakat terkait aturan. Jumlahnya diatur (2.5persen), penerimanya juga diatur (8 asnaf mustahik), Orang yang mengeluarkan (setelah harta mencapai nishab),  Haul (batas waktu). Sedangkan wakaf lebih flexible.

Wakaf tidak harus tanah dan bangunan. Wakaf juga bisa berupa uang. Agar dapat dikelola menjadi lebih produktif. Banyak program wakaf yang sudah baik dan kreatif di Indonesia. Hanya saja literasi yang rendah tentang wakaf membuat banyak masyarakat belum mengetahui ini. Di Negara tetangga bahkan ada hotel dan rumah sakit yang didirikan dan beroperasi menggunakan dana wakaf. Karena memang pendidikan di negara itu sudah jauh lebih baik aksesnya mudah dan murah. Untuk Indonesia sendiri masih banyak peer di dunia pendidikan terutama akses pendidikan tinggi.

Mengapa Pendidikan Bisa Memutus Rantai Kemiskinan?

Bila salah satu anak dari keluarga miskin diberikan beasiswa untuk pendidikan tinggi. Pengalaman dan ilmu selama perkuliahan akan membuka cakrawala wawasan dan juga menambah networking yang membuat si anak naik levelnya. Dia bisa mendapat pekerjaan yang layak dan penghasilan yang lebih baik dari orang tuanya terdahulu. Lantas bisa membantu pendidikan adik dibawahnya.

Contoh kasus adalah Saya sendiri. Saya miskin karena keadaan. Bapak meninggal muda sedangkan Ibu hanya punya skill dasar untuk bertahan hidup. Penghasilan ibu tidak lebih dari cukup untuk makan. Alhamdulillah Saya dan adik nomor dua mendapat beasiswa pendidikan tinggi. Sehingga kami bisa membantu ke tiga adik dibawah kami.  Memang dari ke 5 anak ada satu yang tidak menyelesaikan pendidikan tingginya. Namun 4 orang anak yatim dari seorang ibu yang janda. Mampu mengakses pendidikan tinggi. Itu sudah lebih dari cukup. Kehidupan kami lebih baik dari kehidupan orang tua kami dahulu. Inilah bukti bahwa lingkaran setan bernama kemiskinan bisa diputus melalui pendidikan.

Ayo Ambil Peran

Cukup banyak tawaran program beasiswa di beberapa LAZ dan BAZ yang bisa Kita ambil sebagai donatur. Program besasiswa ini ditawarkan mulai dari pendidikan dasar, hingga pendidikan tinggi. Bisa kita sesuaikan dengan kemampuan keuangan kita.  Gerakan 1 orang 1 anak asuh bisa digalakkan kembali. Bayangkan bila semua orang dengan cukup penghasilan mengikuti program ini. Berapa banyak anak anak yang hampir putus harapan sekolah bisa kita selamatkan.

Bila program ini digandeng pula dengan memanfaatkan Dana wakaf. Makin banyak kesempatan untuk kita menabung amal jariyah yang tidak akan pernah putus bahkan setelah Kita meninggal. Penawaran menarik ini memang hanya terbatas untuk orang yang mau saja. Kareena itu jangan mau ketinggalan. Yuk Kita bareng bareng memutuskan rantai Kemiskinan di Indonesia melalui program pendidikan.  Setelah ini Mari segera mencari kontak BAZ dan LAZ di Indonesia yang punya program beasiswa. Pastikan salah satu anak dari keluarga tak mampu bisa Kita bantu sekolahnya.  Kalau bukan kita? Siapa lagi?

18 Comments

  1. Wah mbaa.. Aku baru tau ada beasiswa ini. Kagum karena ada pendampingan juga jd tidak di lepas begitu saja tidak sekedar di bantu sekolah. Beruntung banget mba fika jd bagian dr mereka

  2. Bener banget Mbak pendidikan memang pemutus rantai kemiskinan. Keluarga kami juga sudah membuktikannya. Bahkan adik ipar kisahnya juga mirip mbak Fika, yatim dan dapat beasiswa, trus skrg sudah terbilang mapan kerjanya. Atas bantuan lembaga zakat juga.
    Masya Allah ya, manfaat zakat infaq sadaqah maupun wakaf sangat besar bagi kepentingan ummat.

  3. Alhamdulilah….semoga program ini sukses…makin banyak yg terbantu…baik segi kesehatan maupun pendidikan

  4. Kalau semua umat muslim di Indonesia bayar zakat dan semuanya tersalurakn dengan benar pasti indah ya

  5. Yang aku tau, fasilitas untuk saudara kita yang kurang beruntung itu sudah banyak. Sayangnya, ada yang enggak tahu, dan ada juga yang gengsi untuk pakai fasilitas beasiswa atau pengobatan gratis. Kolaborasi zakat dan wakaf ini bagus sekali.

  6. Kalau melihat konsepnya, zakat dan wakaf ini memang bisa dijadikan prioritas utama dalam mengentaskan kemiskinan, karena dananya dari umat kemudian dikelola untuk kepentingan umat. Dikelolanya pun HARUS memberikan keuntungan, bukan sebaliknya. Apalagi, konsepnya ini jauh dari bunga bank yang justru mencekik.
    Canggih lah ni sistem!

  7. potensi zakat jika terkumpul besar juga ya, jika dikelola dengan baik pasti manfaatnya akan besar sekali. Yang jadi PR dalah membuka kesadaran masyarakatnya dan juga menyebarkan info ini kepada orang-orang yang belum tersentuh bantuan sama sekali…. semoga kedepannya lebih baik

  8. ulasannya lengkap mba fikaaa. infonya bermanfaat.. memang benar yaa pendidikan itu pemutus rantai kemiskinan. mudah2an program ini sukses teruuus

  9. alhamdulillah ya mba fika
    saya dulu pernah dapat beasiswa waktu SMA tp dari diknas
    sepertinya harus banyak sosialisasi nih
    biar makin banyak yang tahu tentang beasiswa ini
    biar ga ada alasan kemiskinan menghalangi untuk sekolah dan kuliah

  10. Penting banget ya menyoalisasikan zakat dan menumbuhka kesadaran pada masyarakat untuk berzakat

  11. Kalau di sini, yatim piatu, yatim atau piatu aja ada zakat dan bantuan khususnya. Biasanya sampai mereka SMP. Ada jg yg dibantu pemerintah tp memang yg berprestasi. Untuk keperguruan tinggi jg dipilih. Beruntung buat mereka yg dapat dan bs memanfaatkannya dg baik. Semoga progam kebaikan ini terus nular ya

  12. Betul, jika dunia pendidikan sudah maju, maka bidang yang lain akan mengikuti. Kesejahteraan pun bisa dicapai bila masyarakatnya berpendidikan.
    Untung sekarang ada BAZ dan LAZ, yang bisa memudahkan bagi yang tidak mampu untuk mengenyam pendidikan ya…

  13. benar banget mbak fika, salah satu cara memutuskan rantai kemiskinan adalah dengan menunaikan zakat. di malaysia banyak orang berlomba2 membayar zakat, kadang ada dalam bentuk beasiswa. seperti teman saya, mendapatkan zakat berupa beasiswa utk kuliah di KL. di sana mereka kalau udah bayar zakat tidak perlu lagi bayar pajak. nah, di negara kita harus bayar 22nya. kadang hal itu yang membuat orang merasa berat membayar zakat

  14. Potensi SDM di Indonesia tu besar banget ya mbak. Seandainya diimbangi dengan pendidikan yang baik dan merata pasti SDM2 akan berdayaguna semua.
    Saya senang ada badan amal dan zakat yang konsen ke bidang pendidikan. Moga istiqomah dan berhasil memajukan SDM kita aamiin TfS

  15. Wah bener banget mba tanpa disadari zakat yg biasa umat Islam keluarkan tiap tahun jg nggak cuma kewajiban rutin tapi jg membantu kesejahteraan bersama, apalagi dengan bentuk wakaf ini yg ternyata bukan hanya dalam bentuk bangunan, tapi ke bagian pendidikan juga

  16. Alhamdulillah saat ini sudah banyak LAZ atau BAZ yang amanah. Sehingga, tanpa perlu dipinta, mereka biasanya mengingatkan berzakat secara kontinyu.

    Dan aku setuju banget kalau zakat atau wakaf diserahkan ke sebuah lembaga Amil yang amanah, daripada langsung ke sasaran yang kita tuju.

    Supaya zakat atau wakaf kita lebih merata dan sesuai sasaran aja siih..

Leave a Reply

Your email address will not be published.