“Penulis yang baik adalah penulis yang tahu kapan waktu yang enak untuk menulis, dan bagaimana memotivasi diri untuk tetap menulis” . Salah satu pesan dari Mbak Dini Fitria mentor dari workshop menulis dengan cinta seminggu yang lalu bertempat di kantor Blibi dot com.
Sayangnya aku belum jadi penulis yang baik. Ada dua hal yang menjadi penghalangku untuk konsisten menulis selama ini. Yang pertama pengaruh mood, yang kedua motivasi menulis. Alasan inilah yang membuatku ingin belajar mengenai tulisan Features, setidaknya membuat tulisanku menjadi lebih bernyawa, dibanding sebelumnya.
Dari semua materi yang disampaikan oleh perempuan cantik berusia 35 tahun yang ternyata pernah jadi presenter tv ini. Hal yang paling kuingat adalah mengenai kebiasaan membaca. Rupanya Mbak Dini sapaan beliau, sangat menyukai membaca buku jenis apapun. Sejak SMP sudah mulai membaca buku-buku yang bahkan beliau pun tidak paham sebenarnya apa isi buku tersebut. Namun kebiasaan membaca aneka buku membuat wanita yang juga penulis bestseller ini, menjadikan tulisan beliau enak dibaca dan membuat pembacanya terkesan.
Yang menjadikan tulisan itu menarik untuk dibaca adalah Lead In (kalimat di Paragraph awal). Cakap Mba Dini di pertengahan workshop. Nah aku akui ini juga salah satu kesulitanku selama ini. Aku sulit sekali memiliki lead tulisan.
Nah kebiasaan membaca ini sebenarnya adalah kunci dari semua permasalahan menulis. Dengan membaca bisa menambah diksi dan memperluas wawasan penulis. Mengembangkan imajinasi karena banyak sudut pandang yang didapat. Membaca tentu saja sekarang bukan hanya dari buku, bisa juga melalui tulisan di blog para blogger.
Kembali ke Features sebenarnya banyak banget definisinya. Namun dari penyampaian Mbak Dini disimpulkan Features adalah sebuah cerita yang berdasarkan fakta, bukan cerita fiksi. Biasanya disampaikan dengan bertutur, deskriptif dan ada informasi yang disampaikan. Features juga selalu menyentuh titik-titik humanisme pembacanya.
Untuk menulis sebuah Features tidak diperlukan kaedah lengkap 5w 1 H. Minimal ada who, what dan how di dalam sebuah tulisan Features. Tentu saja untuk menulis yang seperti ini perlu sering latihan menulis. Jangan lupa kunci menulis lancar adalah dengan banyak membaca.
Semua jenis cerita bisa diubah menjadi features. HardNews sekalipun, contohnya berita kecelakaan. Bila ditulis dengan menyentuh titik humanisme pembaca. Berita kecelakaan jadi lebih nyaman dan manusiawi untuk dibaca.
Lebih lanjut Mbak Dini yang saat itu mengenakan pakaian berwarna biru bergaris dan jilbab donker, mengatakan bahwa menulis features itu ibarat seperti mendongeng. Show bukan tell. Dan yang juga harus diingat adalah setiap tulisan harus ada tujuan, menulislah dari pengalaman Kita, sesuatu yang Kita ketahui. Jangan yang tidak kita ketahui.
Dari sesi tanya jawab, banyak peserta yang hadir ikut curhat terkait kendala menulis selama ini. Diantaranya ada yang sulit memulai tulisan seperti aku. Ada juga yang sulit mengakhiri tulisan. Mbak Dini menjelaskan ” untuk sebuah tulisan harus dicari dulu “benang merahnya” atau bisa juga disebut premis. Premis ini berguna agar tulisan yang Kita tulis tetap berada pada jalur/tema besarnya.
Terus terang saja, sampe sekarang pun Aku masih kesulitan menentukan premis untuk semua tulisanku. Walau di acara kemarin sempat dibantu Mbak Dini membuat premis untuk tulisan mengenai workshop vlogku. Yup sepertinya solusinya memang harus banyak membaca, ini kuncinya. Peer ku adalah harus rajin membaca.
Ada satu hal yang sebenarnya bisa otomatis membuat menulis itu menjadi menyenangkan. Menurutku menulis pengalaman berkesan. Menulis pengalaman pertama kali yang tingkat penasarannya masih tinggi. Menilik hal tersebut. Ada 2 bahan yang harusnya bisa menjadi nilai jual untuk tulisanku kedepan. Yakni pengalaman travelling, dan wisata kuliner. Terus terang aku penasaran sekali bisa travelling ke Indonesia Timur dan beberapa negara Asean lainnya. Kareena biasanya aku memang lebih lancar menulis sesuatu yang merupakan hal paling berkesan dalam hidup, dan biasanya itu adalah pengalaman pertama.
Kalau ditanya apa sih big wish aku tahun ini? Aku pingin sekali mengunjungi Toraja dan Macao. Nah di workshop kemarin, perwakilan Blibli.com memberikan berita gembira. Tersedia banyak promo tiket dan paket wisata di e-commerce terbesar di Indonesia ini. Dan akan Ada point yang dihitung mulai pembelian sebesar 300.000 Rupiah. Selain itu kabarnya point tersebut akan diundi untuk memenangkan banyak hadiah, paket nonton final bola, paket wisata, handphone baru dan lain lain.
Wah aku sih sudah berbelanja helm di bulan ini seharga 400ribu Rupiah. Semoga token/point yang sudah aku dapat bisa memenangkan salah satu hadiahnya. Supaya aku bisa menulis bagaimana rasanya memenangkan undian my big wish dari bliblidotcom. Aih semoga betul betul terkabul ya Gaes.
Senangnya bisa ikutan workshop menulis dengan cinta bersama komunitas ISB. Buat yang belum ikut, Harus daftar segera kalau Teh Ani Berta membuka batch selanjutnya. Yakin deh banyak hal baik dan hadiah keren buat yang ikutan. Selain dapat ilmu, networking juga dapat banyak produk keren. Terima kasih Mbak Dini dan ISB. Semoga kedepannya tulisanku jadi lebih baik. Dan aku jadi makin rajin membaca. Karena kuncinya adalah baca,baca, baca lalu tuliskan. Sssst tambahan ilmu dari teh Ani Berta, yakni jangan lupa setelah ditulis dibaca ulang kembali, supaya tidak Ada typo. Begitu gaes!
Iya aku juga seneng bgt kmaren bisa ikutan acaranya ISB mba, sarat ilmu bgt, pulang2 bawa gudibek kece pula, hehehe..
Ilmunya bermanfaat bgt buat blogger atau penulis lainnya. seneng deh dapat ilmu dr Dini Fitria
kalau buat saya pribadi saya lebih senang membaca dari pada menulis , karena menulis memnbutuhkan skil yang bagus dalam berbahasa yang membuat kepala pusing , tapi semua gaa ada yang susah sih sebenarnya bisa karena biasa ,
Hi mbak… makasih ya sudah mampir ke kantor Blibli.com.. Semoga bermanfaat sangat workshopnya 🙂
kak Fikaaa… semoga makin konsisten nulisnya dan alhamdulillah, ilmu workshop kemarin bener2 berfaedah buat blogger yak, semoga bisa diamalkan dgn baik aamiin
Banyak baca menambah rasa Dan menambah pengetahuan. Rada susah story telling dan masih kaku