Setelah meninggalnya Ibu dan urusan pemakaman dan lain lain selesai. Barulah saya merasa ada sesuatu yang kurang. Terus terang saja keuangan keluarga kami sempat terguncang setelah Ibu harus masuk rumah sakit hingga beliau berpulang. Selama ini saya selalu mencatat dan merencanakan dana keuangan keluarga, kebutuhan sehari hari, biaya kuliah adik, transport kuliah adik, obat dan jajan Ibu serta untuk ortu Suami, bayar listrik 3 rumah, tabungan, zakat dan infak, semua sudah tercatat dan terbagi secara rapi. Tapi ada satu yang terlewat yakni dana darurat. Dana darurat ini yang memang saya tidak tahu dan tidak pernah kami pikirkan sebelumnya.
Sehingga ketika Ibu saya masuk rumah sakit, sebagai anak dan menantu pertama, maka pusinglah kami berdua. Apalagi sebagian tabungan sudah dikuras untuk membayar renovasi rumah kedua kami di cibinong, bertepatan pula dengan jadwal bayar spp semester ganjil kuliah adik bungsuku. Untunglah tidak harus sampai berhutang. Konsekuensinya bulan Februari-April, sekarang kami harus berhemat seketat-ketatnya.
MANDIRI EDUKASI, 2017
Saya menyadari bahwa dana darurat itu menjadi penting ketika mengikuti acara Mandiri Edukasi pada SABTU 15 april 2017 di Summarecon Mall Bekasi. Sebenarnya saving dana darurat merupakan salah satu bagian dari perencanaan keuangan keluarga, yang mana sebagai Istri harus pandai dan punya catatan keuangan. Apalagi bila hanya Suami saja yang bekerja. Sebesar apapun pendapatan keluarga kalau tidak bisa mengelolanya tetap saja tidak akan cukup.

Acara dimulai setelah makan siang bersama. Audience yang hadir hampir semuanya perempuan, sebagian dari perwakilan komunitas sebagain Ibu Ibu PKK, karena tujuan dari #MANDIRIEDUKASI ini adalah memberikan pemahaman pentingnya financial planner bagi keluarga masing masing. Baik yang keduanya berpenghasilan, maupun hanya mengelola penghasilan dari suami saja. Bekasi menjadi kota ke tiga pilihan Bank Mandiri mengadakan Mandiri Edukasi ini, dan insyaALLAH akan dilanjutkan ke kota kota lainnya.

Acara dibuka oleh ibu Nita Oktaviani Aji selaku AVP Head of Service Quality Manajemen, BANK MANDIRI, dalam kata sambutannya Ibu nita mengungkapkan bahwa tujuan dari Mandiri Edukasi ini untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan mengenai pengelolaan keuangan keluarga.
Sebelum masuk ke talkshow financial planner, audience disuguhi demo memasak oleh Chef Lucky Andreono. Beef Moroccan Soup dan Banana Colada adalah dua menu yang Chef Lucky masak dan sharring ilmu serta tips memasak seputar masakan tersebut. Audience pun diajak mencicipi masakan Chef Lucky. Enak dan praktis begitulah rata rata testimoni yang diberikan.

Setelah cooking demo berakhir, talkshow yang merupakan inti acara dan sudah ditunggu tunggu oleh para audience akhirnya dimulai. Sharring session ini diberikan oleh Bapak Mauldy R. Makmur selaku Head Of Corp Secretary & Business Support PT. Mandiri Management Investasi. Pak Mauldy mengungkapkan mempersiapkan dan meracik keuangan yang sehat, adalah dengan cara pintar mengelola keuangan keluarga. Ternyata di suatu Negara, sejahtera itu ditentukan bagaimana seseorang mengelola keuangannya, tidak hanya dilihat dari pendapatan yang besar saja. Nah bagaimana langkah langkah dalam mengatur keuangannya supaya keluarga menjadi mapan sejahtera?. Simak caranya dibawah ini

5 Langkah Mengatur Keuangan Menuju Keluarga Mapan dan Sejahtera
1. Buat Catatan Keuangan Keluarga
Kesannya memang nampak sulit namun ini adalah yang paling penting dan merupakan langkah menuju step berikutnya. Catatan keuangan ada dua macam, yakni Arus kas yang berisi laporan aliran keuangan, antara kas masuk dan keluar selama periode tertentu. Neraca adalah catatan yang berisi kondisi kekayaan yakni aset dan kewajiban pada periode tertentu. Sehingga kekayaan bersih dapat ditentukan dari total aset dikurangi total kewajiban.
Agar dapat mengatur keuangan secara bijak, buat prioritas dalam mengelola keuangan. Bedakan antara keinginan dan kebutuhan. Gambar berikut mencontohkan komposisi ideal pembagian keuangan bulanan.
2. Proteksi Aset Anda
Mengelola risiko sama dengan mengelola kerugian finansial. Ada dua jenis proteksi yang bisa kita lakukan, yakni proteksi individu baik jiwa dan kesehatan, juga proteksi aset, yang betujuan melindungi dari resiko yang mungkin timbal. Sementara ini keluarga kami baru memiliki asuransi kesehatan dan asuransi jiwa.
3. Mulai Investasi
Untuk memulai investasi, tidak sekedar cukup punya uang saja. Tapi harus juga dibekali dengan pengetahuan tentang investasi itu sendiri. Seperti apa tujuan berinvestasi, jangka waktu yang kita butuhkan untuk mencapai tujuan, profil resiko yakni toleransi diri pribadi terhadap resiko investasi yang diambil. Alokasi investasi, saran dari banyak pakar mengatakan sebaiknya tidak menaruh uang yang kita investasikan dalam satu tempat saja. Selalu lakukan evaluasi secara periodik pada setiap investasi yang kita lakukan.
4. Persiapkan Dana Darurat
Selama ini keluarga kami sudah menabung secara rutin, yang mana dananya biasanya kami pakai untuk menambah aset. Sayangnya tabungan pun tidak cukup. Harus ada dana darurat yang memang tujuan penggunaannya khusus dialokasikan pada kebutuhan tak terduga. ada 4 macam kategori kebutuhan tak terduga, diantaranya biaya sakit. walaupun sebagian orang mempunyai asuransi kesehatan, namun memiliki dana darurat cukup penting untuk mengcover hal hal yang tidak bisa dicover oleh asuransi. Kategori lainnya adalah kehilangan pekerjaan. Saran dari para pakar keuangan, sebaiknya menyisihkan minimal 4 x biaya hidup per bulan bagi keluarga yang sudah menikah, dan tambahkan satu bulan untuk tiap tambahkan penghuni rumah. Jadi yang punya anak 2 minimal memiliki dana darrat 6 x biaya hidup. Musibah, seperti kematian. ternyata tidak hanya orang hidup yang butuh biaya, orang meninggal pun tak pelak mengeluarkan biaya yang cukup besar. Kerusakan aset dan property rumah juga bisa dimasukkan ke dalam dana darurat. So mulai sekarang, selain tabungan kita juga perlu menyisihkan dana untuk dana darurat.
5. Bijak Dalam Berhutang
Besar pasak daripada tiang, merupakan penyebab pailit yang paling sering ditemui saat ini, apalagi biaya hidup dan gaya hidup hanya terpisah setipis kulit ari. Jangan mudah berhutang, apalagi untuk hutang hutang konsumtif, mengingat sekarang ini penggunaan kartu kredit sering jadi salah guna. 3 hal yang patut diingat sebelum berhutang. yakni apa benar benar perlu berhutang? periksa kemampuan membayar? dan pelajari jenis hutang apa yang akan kita ambil.
Semoga pemaparan 5 langkah diatas, menambah pemahaman dan pengelolaan keuangan keluarga. Dan dapat kita terapkan sesegera mungkin. Oh ya untuk teman teman yang ingin konsultasi lebih mendalam teman teman bisa menghubungi finansial consultan di PT. Mandiri Manajemen Investasi. Saya pun ingin membenahi rancangan keuangan yang sudah rutin saya buat tiap bulannya, akan saya tambahkan beberapa pos yang sebelumnya tidak ada. Semoga kita semua bebas dari semua masalah keuangan dan menuju kondisi keuangan yang lebih mapan dan sejahtera
Aku emang masih sulit membedakan keinginan dan kebutuhan jd sering besar pasak drpd tiang. Untung ada Mandiri Edukasi ya
betul, aku jg baru tahu kalau dana darurat itu penting.. aku pikir tabungan saja sudah cukup
Huaaaaa ga terpikir sama sekali aq bund,selama ini cuma nabung biasa aja,ternyata dana darurat penting banged buat aq,mengingat orang tua sakit2an dan kebutuhan hidup penting lainnya
Terimakasih sudah sharing bund ficha,sangat bermanfaat ??
sama sama bun yuni,semoga mama lekas sehat ya
Berguna bgt tips yg diberikan oleh Pak Mauldi yak
Alhamdulillah bund fika, terima kasih infonya…
Mulai skrg saya harus memisahkan uang untuk dana darurat ya bund. Nice info….
iya bun, selain tabungan kita jg harus nyiapin tabungan yg tidak bisa dikotak katik
Wahh, banyak banget manfaat dari event Mandiri edukasi. seru jugaaa, apa lagi pas bagian cooking classnya 😀
ho oh, chef luckynya jg ramah banget
Turut prihatin y atas bunda ny, ternyat catatan keuangan itu sangt penting y .semoga bs segera di terapkan y
betul banget bun, yuk mulai dr skrg
Kece banget tipsnya Mbk. Sangat diperlukan tips kayak gini.
Aku udah mulai nabung intuk inves dan dana darurat. Semoga tetep konsekwen terus. Menyisihkan dan menabung apa salahnya
Aku pribadi, sejak bekerja, sudah misahkan pendapatan ini itu. Tapi sejak negara api menyerang, pendapatannya habis terus 😐
Sepertinya aku harus memisahkan pendapatan lagi, sekalian memisahkan dia dengan pasangannya *lah*
hahhaha iya didoakan ya semoga yg perlu dipisah dapat dipisah ky.. yg blm bersatu dapat dipersatukan
Acaranya sarat ilmu dan asyik masak2 hehehe
iya betul banget mbak ani.. byk doorprizenya jg
Iya betul, saya juga baru merasakan bagaimana ribetnya ketika tidak memiliki dana darurat.
Beberapa waktu terakhir, tabungan terpangkas untuk hal-hal darurat.
Duh, harus mulai mempertimbangkan ulang cara mengelolanya, nih.
Wa terimakasih tipsnya! Aku tuh tipe orang yang susah banget untuk mengelola keuangan. Padahal tahu sendiri sebagai anak muda #ea aku harus pintar-pintar menyisihkan pendapatan dan investasi biar nantinya gak susah ehe. Sepertinya aku harus mulai mengatur keuangan aku lagi nih.
Untuk investasi dan dana darurat ini yg kdng kecampur2 🙁
Semoga bis alebih disiplin lagi misahin keduanya. Moga2 jg keluarga sehat2 terus ya mbak, jd dananya tdk pernah terpakai aamiin
Thanks sharingnya ya 😀
Innalillahi wa innailahi rojiun. Aku baru tahu kalau ibunya Mbak Fika meninggal dunia. Turut berduka cita ya, Mbak.
Mengelola keuangan ini penting banget. Dan aku payah banget dalam hal ini. hicks. Uang masuk = uang keluar. Ga pernah nabung kecuali kalau ada niat liburan. *nutup muka malu*
Mau coba nerapin tips dari Mbak Fika ah. Terima kasih ya.
Aku ini lg blajar ngatur keungan, Mbak. Sebenarnya gak mau was2, tp kudu jaga2 juga ya. Lg usaha bgt buat uang ngendep enggak masuk lalu keluar begitu aja. Makasih ya tipsnya
Turut berduka ya, Mbak
Ngatur keuangan itu kudu pintar. Sudah diteliti saja kadang ada yg kelewat. Saya baru belajar disiplin ttg biaya hidup biar enggak kaget saat berumahtangga
Bener banget, keuangan keluarga memang kudu diatur, efisien dan efektif ya
Jadi perlu strategi ya dalam pengelolaan uang. Kalo selama ini kami asal ada tabungan.
Jumlah tabungan yg 4 x pengeluaran bulanan itu diluar asuransi ya. Waah padahal kalo saya 8 x. Luamayan juga modalnya bisa diputerin. Gimana tuh mbak? Drpd ngendon di tabungan.
Dana darurat. Ini yg belum keluargaku persiapkan. Padahal manfaatnya penting sekali ya untuk keadaaan tak terduga. Yang paling penting juga menurutku sebaiknya hindari utang yang konsumtif agar tak kelabakan saat jatuh tempo.
wiiiih pesertanya ada ibu-ibu pkk juga. keren hahah
lima hahl di atas memang penting ya buat keuangan kita sendiri. aku sih baru proteksi sama investasi aja yang baru disiapin. sisanya mah belom. masih mau maksimalin yang dua ini dulu hehehe
Sebisa mungkin hindarin utang, mendingan abung sampe uangnya cukup mbak kalo aku. Hihihi
DANA DARURAT !!
Harus dicapslock ini mba, aku bner2 keblinger antara kebutuhan dan keinginan.
Langkah2 diatas harus diusahaka diaplikasikan di kehidupan sehari2.
Nice sharing mba fika
Turut berduka ya mba Fika atas berpulangnya ibundanya ..
Finansial memang masalah yg akan selalu dihadapi dalam kehidupan ini. Setiap orang harus bijak dalam berhutang dan cermat dalam penggunaan uang agar hidup tenang
Iya betul dana darurat memang harus disisihkan, selain mempunyai asuransi dari pemerintah atau asuransi lainnya, karena sewaktu2 ada dana dadakan yang tidak bisa di cover oleh asuransi2 tersebut. Contoh seperti dana kematian. Infonya sangat menarik sekali, semoga aku dan keluarga juga bisa menyisihkan dana untuk keperluan diluar dugaan.
Zaman sekarang mengelola keuangan dan proteksi terhadap kematian dan sakit sepertinya jadi hal penting dan tentu menjaga diri dari hal hal tidak diinginkan
Syukurlah saya mengetahui cara manajemen pemasukan & pengelolaan uang. Berbekal pengalaman kami. Setuju dana darurat itu memang penting. Pulihan juta kami persiapkan pun. Nyatanya bisa kekuras dalam 2 menit. Namun sayangnya untuk mengenbalikan dana darurat ini memang saat ini keluargaku mesti kerja keras tuk mengembalikan ke petty cash kami. Semoga keadaan keluarga kami segera membaik. Amin.
tahun 2017 ini aku juga mulai nyisihin untuk dana darurat mba buat jaga-jaga selain tabungan, tapi untuk investasi malah masih belum dicoba hehe..
Temanya sangat bagus ya buat kita Ibu Rumah Tangga Perencanaan Keuangan dan ada demo masaknya dengan Chef Lucky.
Mantap ya Mba.
Hwaaaa investasi nih, aku ingin mulai berinvestasi sejak dini supaya nanti pas udah berkeluarga lebih tenang. Beberapa kali ikut seminar finansial ngomongin investasi jadi pengin. Semoga segera terlaksana. Hwehehe. Iya tuh dana darurat penting banget. Buat kebutuhan yang gak terduga sebelumnya. Kan gak bisa diprediksi ke depan kayak apa ya. Berharap pasti yang baik-baik aja tapi kan Tuhan yang menentukan.
Dan aku pun hanya bisa berencana Fik. Kudu makin kuat nih niat menabung buat masa depan anak-anak.
Makasih loh uraian paling atas jadi bahan catatan saya juga soal keuangan
Kalau ngomongin masalah keuangan keluarga ini menurut aku, sedap-sedap pedih.
Sudah beberapa kali ikut seminar ((karena salah seorang sahabatku seorang finansial planner)), tapi prakteknya masih berantakan,
Dari mulai gak konsisten mencatat keuangan sampai tidak bisa mengendalikan antara kebutuhan dan keinginan.
Heuu…
Catatan mba Fika ini mengingatkanku sama tugas Ibu sebagai menteri keuangan keluarga.
Haturnuhun, mba Fika.
Alhamdulillah punya suami yang paham betul mengenai hal2 seperti ini. Aku jadi gak khawatir lagi dan gak bingung mengenai perencanaan keuangan heheh
wah kiat mengelola keuangannya sangatlah bagus. Jaman sekarang Investasi sangat di perlukan banget buat menambah income pemasukan keuangan. Dan Targetan keluar masuknya uang dalam berumah tangga harus tercatat dengan rapih supaya keuangannya kejaga
Awalnya ak berfikir hanya simpanan utk esok.. Untuk darurat tidak begitu penting… Oh ternyata ak salah
Bagus fik penjelasanya. Samaaaaa slama ini ga kpikiran dana darurat. Saat aku sakit juga kbingungan juga krn dana yg dibutuhkan besar sedang bpjs blom bisa diandalkan seluruhnya. Setelah baca tulisan fika ini ada keinginan utk mencoba menyisihkannya. Makasih yaaaa sudah diingatkan.